Salah satu media pemantik tumbuh kembang sehat anak adalah melalui mainan. Mainan bukan saja mengenalkan mereka pada hal-hal baru melainkan juga ia akan kian memahami sekitarnya termasuk dirinya sendiri.
Namun dalam banyak kasus, anak seringkali meminta dibelikan beragam jenis mainan meskipun hanya bertahan beberapa waktu saja. Bagi orangtua yang mampu, ia tak akan berfikir panjang untuk segera mengadakannya. Namun tidak dengan orangtua dengan ekonomi pas-pasan.
Tapi tak usah berkecil hati. Jumlah mainan yang terbatas jangan lantas membuat Anda serba salah karena tak mampu memenuhi permintaan ayah. Ternyata memiliki mainan sedikit memberi dampak positif bagi tumbuh kembang anak.
Menurut Joshua Becker, penulis buku "The More of Less" yang juga pendiri Becoming Minimalist, dengan jumlah mainan yang lebih sedikit, anak akan belajar untuk saling meminjam dengan anak lain
Dikutip Keluargapedia.com dari laman Becoming Minimalist dan dilansir Motherly, disebutkan setidaknya ada 12 manfaat yang bisa didapatkan anak jika ia memiliki lebih sedikit mainan.
1. Anak belajar menjadi lebih kreatif (Kids learn to be more creative)
Terlalu banyak mainan akan membuat anak sulit mengembangkan daya imajinasinya, sehingga anak cenderung menjadi tidak kreatif karena semua yang ia perlukan sudah tersedia melalui mainan yang ia miliki.
Dua orang pekerja kesehatan publik di Jerman pernah membuat sebuah percobaan pada anak-anak di sekolah TK, mereka menyimpan semua mainan yang ada di sebuah kelas selama tiga bulan penuh.
Awalnya, anak-anak di kelas tersebut merasa bosan, namun tak lama kemudian anak-anak berubah menjadi kreatif. Mereka memanfaatkan hal-hal sederhana yang ada di sekitar mereka untuk menciptakan permainan seru, dan menggunakan imajinasi mereka untuk bermain dengan apa yang ada.
2. Anak tidak cepat bosan (Kids develop longer attention spans)
Jumlah terbatas mainan yang mereka miliki akan membuat anak lebih menghargainya. Bagi anak yang memiliki banyak mainan, ia akan cepat merasa bosan dengan satu jenis mainan karena banyak pilihan mainan lain yang menunggu.
Yang lebih parah lagi, jika anak tidak cepat puas pada apa yang ia miliki. Dan meminta mainan lain yang belum ia miliki. Hal ini akan membuat anak menjadi serakah dan tidak bersyukur.
Lebih sedikit mainan, akan membuat anak lebih lama memainkannya. Dan membuat orangtua juga lebih menghemat pengeluaran untuk membeli mainan anak.
3. Mengembangkan kemampuan sosial yang lebih baik (Kids establish better social skills)
Anak yang memiliki sedikit mainan akan mengembangkan hubungan interpersonal dengan orang lain. Terlalu banyak mainan membuat anak terlalu fokus pada mainannya sendiri, sehingga membuatnya enggan berinteraksi dengan orang lain.
Dengan jumlah mainan yang lebih sedikit, anak akan belajar untuk saling meminjam dengan anak lain. Dan lebih sering berinteraksi dengan orang dewasa maupun teman sepermainannya. Mereka juga belajar membuat percakapan yang baik, serta konsep memberi dan menerima yang sangat penting untuk kemampuan sosial.
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa masa kecil yang dipenuhi dengan pertemanan, akan meningkatkan kemungkinan sukses seorang anak secara akademik dan sosial saat ia dewasa.
4. Anak belajar untuk merawat barang yang ia miliki (Kids learn to take greater care of things)
Saat anak memiliki terlalu banyak mainan, ia akan cenderung tidak peduli apakah mainannya rusak atau tidak, karena ia memiliki banyak mainan lain sebagai pengganti.
Berbeda halnya jika anak hanya memiliki sedikit mainan, ia akan merawat mainan tersebut dan menghargai apa yang ia miliki dengan menjaganya sebaik mungkin.
Jadi, bila anak Anda suka sekali merusak mainannya. Mungkin sudah saatnya Anda mengurangi jumlah mainan yang ia miliki. Anak akan cenderung lebih menjaga mainan miliknya saat jumlah mainan terbatas
5. Anak mengembangkan kesukaan pada aktifitas membaca, menulis, dan seni (Kids develop a greater love for reading, writing, and art)
Lebih sedikit mainan membuat anak Anda akan cenderung melakukan aktifitas lain, yang mungkin lebih ia sukai. Seperti buku, musik, mewarnai, dan menggambar. Rasa suka pada seni akan membuat anak lebih menghargai keindahan, lebih memahami emosi, dan juga bagaimana berkomunikasi di dunianya.
6. Anak menjadi banyak akal (Kids become more resourceful)
Dalam dunia pendidikan, siswa tidak hanya diberikan jawaban atas sebuah soal, tapi juga cara dan rumus untuk menjawabnya. Dalam hal mainan pun demikian.
Mainan yang lebih sedikit akan membuat anak lebih sering memutar otak untuk memecahkan masalah yang ia hadapi.
Misalnya ia hanya memiliki satu mainan tentara, dan ia ingin main perang-perangan. Jangan heran bila kemudian ia membuat gambar di kertas untuk menjadi lawan main tentaranya.
Kurangnya akal yang terasah akan membuat anak memiliki potensi yang terbatas.
7. Anak akan menjadi jarang bertengkar dengan saudaranya (Kids argue with each other less)
Seringkali orangtua berpikir bahwa dengan jumlah mainan yang banyak, anak akan jarang bertengkar dengan saudaranya karena berebut mainan. Namun ternyata justru sebaliknya, anak akan lebih sering bertengkar saat mainan tersedia dalam jumlah banyak.
Tetapi, jumlah mainan yang sedikit akan memaksa anak untuk berbagi, bekerjasama dan berkolaborasi saat bermain, agar permainan mereka lebih menyenangkan.
8. Anak belajar tentang ketekunan (Kids learn perseverance)
Anak yang memiliki mainan terlalu banyak, akan belajar untuk menyerah dengan cepat. Saat sebuah mainan dirasa terlalu sulit untuknya, maka ia akan beralih pada mainan yang baginya lebih mudah untuk dimainkan.
Berbeda halnya dengan anak yang memiliki mainan terbatas, ia akan belajar untuk bersabar, dan gigih dalam memecahkan kesulitan permainan yang ia miliki. Mereka juga belajar untuk memiliki tekad kuat dan ketekunan yang tinggi.
9. Anak belajar untuk tidak egois (Kids become less selfish)
Anak yang memiliki terlalu banyak mainan akan berpikir, bahwa mereka bisa memiliki apapun yang mereka inginkan. Sikap seperti ini akan tertanam menjadi perilaku dan gaya hidup yang tidak baik.
Sebaliknya, anak dengan mainan terbatas akan belajar untuk menjadi lebih rendah hati dan tidak egois. Karena mereka menyadari ada hal-hal di dunia ini yang tidak mereka miliki, dan jika menginginkan sesuatu mereka harus bekerja keras.
Mendorong anak untuk menabung uang jajan demi mainan yang mereka inginkan, juga bisa turut mendorong terciptanya perilaku rendah hati dan pekerja keras.
10. Anak lebih sering bermain di luar rumah (Kids experience more of nature)
Keuntungan lain yang dimiliki anak dengan mainan terbatas ialah, ia akan lebih sering main di luar rumah. Melakukan kegiatan fisik yang bermanfaat bagi kesehatannya, juga lebih sering berinteraksi dengan teman sebaya. Selain itu, anak juga memiliki pengalaman dengan alam sekitar.
11. Anak menemukan kesenangan di luar toko mainan (Kids learn to find satisfaction outside of the toy store)
Kebahagiaan sejati dan kesenangan hakiki tidak bisa ditemukan pada tumpukan mainan yang berderet di toko. Anak yang memercayai bahwa kesenangan bisa dibeli dengan uang, akan menemukan kekecewaan besar di masa depan.
Anak perlu didorong untuk menemukan kesenangan dari hal-hal yang berlangsung dalam jangka panjang. Seperti hubungan baik dengan teman di sebelah rumah, dan kesenangan bermain bersama teman dibanding bermain sendirian.
12. Anak hidup di dalam rumah yang lebih bersih dan rapi (Kids live in a cleaner, tidier home)
Tentu Anda sebagai orangtua tahu persis, semakin banyak mainan, semakin besar kemungkinan rumah menjadi berantakan karena mainan yang berserakan. Dengan jumlah mainan yang lebih sedikit, maka rumah akan lebih mudah dirapikan dan dibersihkan. (NUGROHO)