Butuh banyak dialog, hati yang rendah dan lapang, serta pikiran yang tulus menginginkan kebenaran, untuk memuluskan itu semua.
Sedikit saja egoisme, subjektivitas, dan arogansi mengambil tempat dalam hati dan pikiran, maka kesepahaman dan kesamaan persepsi itu tidak akan terwujud.
Inilah mengapa ulama salaf menganjurkan agar menghindari perdebatan. Dalam perdebatan, yang ada hanya usaha penindasan. Kebenaran yang kita yakini kita usahakan sedemikian rupa agar menggusur kebenaran yang diyakini oleh lawan bicara kita.
Beda dengan debat, diskusi adalah dialog yang setara. Suatu sistem pertukaran informasi dan pengetahuan di mana perbedaan pandangan akan dimaklumi dengan lapang dada. Mari berdiskusi, bukan berdebat. (Ahmad D. Rajiv)