Suasana shalat berjamaah di Masjid Cheng Ho, Kota Surabaya, Jawa Timur (Foto: Robertus Pudyanto/Getty Images) |
Karena itu, setiap muslim yang menyadari keutamaan shalat berjamaah di masjid pasti berbondong-bondong menyambut seruan azan. Mereka lekas meninggalkan berbagai perkara dunia transaksi menuju bakti kepada Ilahi.
Keutamaan shalat fardhu ini diantaranya dinukil dari keterangan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dalam sebuah hadits Nabi diriwayatkan Imam Bukhari nomor 477 dan Imam Muslim nomor 649, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Shalat seseorang dengan berjama’ah lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di rumahnya, yaitu selisih 20 sekian derajat. Sebab, seseorang yang telah menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat, tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam masjid, ia dianggap mengerjakan shalat selama ia menunggu hingga shalat dilaksanakan. Para malaikat lalu mendo’akan orang yang senantiasa di tempat ia shalat, “Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya.” Hal itu selama ia tidak berbuat kejelekan dan tidak berhadats".
Namun, kita jangan lupa. Di luar keutamaan ibadah fardhu shalat tersebut, terdapat banyak ibadah-ibadah sunnah yang nilai kebaikannya pun luar biasa. Salah satunya yang, mungkin jarang disadari apalagi diamalkan- adalah berdzikir kepada Allah Ta'ala. Beristigfar
Ibadah sunnah istigfar ini akan melahirkan ketentraman hati dan keluasan rejeki. Kelihatannya memang mudah saja, tetapi amalan ini nyatanya berat dilakukan.
Cukup menggerakkan lidah atau di dalam hati lalu diikuti dengan gumaman perasaan yang mendalam. Kedengarannya sih gampang. Namun faktanya, bisa dijawab masing-masing saja.
Luar biasa keutamaan istigfar ini. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307).
Istigfar akan meluaskan rejeki bagi pengamalnya. Itulah mengapa beristigfar selalu menjadi amalan orang shaleh terdahulu hingga sekarang yang membuat mereka tak pernah kecil hati menghadapi hidup ini. Sehingga jiwanya selalu lapang dan mengerdilkan segala masalah dengan mampu menyelesaikannya.
Allah Ta'ala berfirman dalam kitab suci Al-Qur'an surah Nuh ayat 10-12, yang artinya:
“Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu”
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa dengan mentradisikan istigfar maka ia akan melapangkan hati dan memurahkan rejeki yang dalam ayat di atas diinstrumentasi dengan penanda turunnya hujan, lancarnya rizki, banyaknya keturunan, suburnya kebun serta mengalirnya sungai.
Selain beristigfar, masih banyak sekali amalan-amalan sunnah lainnya yang sangat layak kita jadikan sebagai senjata. Karena dengan kedekatan diri kepada Allah Ta'ala melalui ibadah-ibadah tersebut, maka ikhtiar yang sudah kita lakukan akan mendulang keberkahan.
Astaghfirullohal ‘azhim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih.
Mengkaji ibadah sunnah sangatlah luas membentang. Tak cukup ruang ini untuk menguraikan satu persatu dengan berjuta keutamaannya.
Cukuplah istigfar dulu yang kita bahas pada kesempatan ini. Kita berharap dapat merutinkannya di setiap waktu dan kesempatan kita. Semoga Allah Ta'ala selalu melindungi kita. (ABDUL HARIS)